PDM Kota Lhokseumawe - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kota Lhokseumawe
.: Home > Artikel

Homepage

EMPAT KOMPETENSI BERORGANISASI DALAM MUHAMMADIYAH

.: Home > Artikel > PDM
08 Oktober 2011 15:07 WIB
Dibaca: 1820
Penulis : Marwan AB, S.Pdi

Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi dengan banyak predikat, diantaranya sebagai organisasi masa keagamaan, sosial kemasyarakatan, ilmu pengetahuan, gerakan tajdid dan gerakan amal usaha. Maka seandainya paradigma manajemen modern digunakan untuk melihat Muhammadiyah amaka akan muncul predikat baru yakni Muhammadiyah sebagai organisasi terus belajar atau a learning organization.

Sebuah predikat yang akan menjamin organisasi akan terus hidup dan berkembang, karena Muhammadiyah sejak awal berdirinya hingga sekarang menekankan empat kompetensi dalam pergerakannya yakni : adopsi, disseminasi, regenerasi dan implementasi.

Kompetensi pertama Adopsi yakni menyadap, menyadur atau menyerap ilmu pengetahuan. Muhammadiyah didirikan antara lain merupakan hasil kajian KH. Ahmad Dahlan, baik kajian langsung pada sumber ilmu pengetahuan yang tidak akan habis sepanjang masa yaitu Al-qur’an, kemuadia Al-Hadits dan karya-karya serta gagasan pemikiran Islam seperti al-urwath al wustqa karya Jamaludin Al-Afghani, tafsir Al-manar karya Muhammad Rasyid Ridla, tafsir juz amma karya Muhammad Abduh dan lain sebagainya,

Kompetensi kedua Disseminasi yakni menyebar luaskan ilmu pengetahuan, apa yang disadap oleh KH. Ahmad Dahlan tidak hanya dipahami, dinikmati dan dimanfaatkan sendiri melainkan kemudian diajarkan dan disebarluaskan kepada para sahabat, murid dan kerabatnya, harapannya adalah bahwa sahabat, kerabat dan para murid beliau meyakini dan mengamalkan ilmu pengetahuan yang telah disampaikannya kemudian akan menyebarluaskan pula ke masyarakat lainnya, yang kemudian sampai kepada kita semua dan menjadi sebuah keyakinan dan pandangan hidup organisasi serta menjadi sumber kekuatan dalam melaksanakan tajdid, maka tanpa menyerap, mengadopsi ilmu pengetahuan tidak mungkin akan muncul pemikiran-pemikiran pembaharuan atau tajdid yang selama ini dikenal dalam Muhammadiyah.

            Kompetensi ketiga, adalah regenerasi dalam arti mengembangkan ilmu pengetahuan secara tersusun, terarah dalam bentuk pedoman, pegangan dan panduan khususnya disampaikan dalam bentuk acara perkaderan, artinya selain pengembangan ilmu pengetahuan dari hasil belajar, mengadopsi dan lain sebagainya juga menyusun sebuah anggaran dasar, anggaran rumah tangga, khittah persyarikatan serta kurikulum perkaderan yang merupakan pengembangan dari intisari dari berbagai ilmu yang sudah didapatkan kemudian ditularkan kepada generasi berikutnya,

            Kompetensi keempat yakni implementasi atau memfungsikan ilmu pengetahuan, apa yang dikembangkan dan yang diyakini sebagai pandangan hidup, dijabarkan dalam bentuk hasil konkret. Maka dari Muhammadiyah lahirlah amal usaha seperti sekolah, rumah sakit, panti asuhan, kemudian ilmu hisab untuk menentukan awal dan akhir bulan tahun hijriyah, shalat id dilapangan, zakat fitrah dan model penyembelihan hewan kurban yang terorganisir secara rapi.

            Didasarkan pada manajemen modern dewasa ini apabila keempat kompetensi ini terus dilaksanakan, maka dijamin Muhammadiyah akan terus maju dan berkembang. Hanya yang jadi permasalalahan adalah :

Masihkah keempat kompetensi berorganisasi tersebut dilaksanakan oleh Muhammadiyah ?

-.     Misalnya adakah aplikasi keempat kompetensi tersebut dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah-sekolah Muhammadiyah,

-.     Seberapa banyak kader yang dihasilkan oleh sekolah-sekolah Muhammadiyah?,

-.     Adakah aplikasi dalam menanggulangi munculnya aliran-aliran sesat dan melayani objek dakwah yang semakin bervariasi,

Semua itu merupakan tantangan bagi seluruh kader Muhammadiyah wa bil khusus para pimpinan dari pusat sampai ranting termasuk pimpinan organisasi otonom.

            Keempat kompetensi tersebut sesungguhnya dapat dilaksanakan sampai kapanpun selama kita masih diberi kesadaran yang kuat untuk memajukan dan mengembangkan persyarikatan Muhammadiyah.

Organisasi otonom khususnya AMM yang memiliki fungsi sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna gerakan Muhammadiyah mempunyai tugas dal;am mengembangkan kompetensi ini, format boleh berbeda sesuai dengan kondisi atau zaman tetapi intinya harus tetap searah dengan kebijakan persyarikatan,

Misalnya pengembangan ilmu pengetahuan bisa dalam bentuk seminar, workshop ataupun perkaderan seperti TM, Melati Tunas, Madya dan Paripurna, Darul Arqam, Baitul Arqam


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori :

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website